Minggu, 19 Juli 2015

BID'AH MENURUT KELOMPOK WAHABI

 BID'AH MENURUT WAHABI

Wahabi memiliki pandangan berbeda dengan pandangan mayoritas kaum muslimin ,dimana mereka mengatakan bahwa semua bid'ah pasti sesat,dan setiap kesesatan pasti masik neraka. Pendapat ini di ikuti oleh generasi baru wahabi seperti Ibn Bin Baz,al-Utsaimin ,al-Albani,Arrabi' dll. berikut ini saya akan kemukakan pandangan mereka terhadap bid'ah.

1.PANDANGAN UMUM PARA USTAD GOOGLE WAHABI

     Agaknya,diantara dua kelompok ini ,wahabi generasi barulah yang bisa dikatan paling ngawur, entah itu dari Firanda,Abdur Qadir Jawas,dll adalah yang paling berani dan paling ngawur dalam membahas dan menghukumi bid'ah. Hal ini bisa kita lihat dari video-video mereka di youtube yang mengeluarkan pernyataan-pernyataan.salah satunya bisa kita lihat seperti i9nilah pernyataan mereka:

"Anda tahu bahwa bid'ah harus ditolak sekalipun ada maksud baik atau motif baik ,sebab akan membawa kejelekan ,kerusakan dan mengubah ajaran. Segala ajaran yang tidak di anjurkan di masa Nabi saw,dan para sahabatnya tidak boleh di ajarkan setelahnya. Bila masalah ini dibuka maka urusan agama akan rusak lalu banyak masalah yang akan dimasukkan kedalam agama. Akhirnya kaum muslimin dalam hal ini akan mirip dengan orang-orang yahudi dan nasrani yaitu mempermainkan agama,mengubahnya sesuai hawa nafsunya."
 
     Menanggapi pernyataan umum sebagian ustad karbitan wahabi ini kita tak perlu mengkajinya secara ilmiah,,karena disamping pernyataan tersebut tidak disertai dengan argumentasi ilmiyah ,juga bertentangan dengan perilaku mereka sendiri yang berlumuran bid'ah secara mutlak. Karena dimakalah sebelumnya,kita bisa lihat siapa yang membagi bid'ah dan siapa yang mengatakan devinisi bid'ah. Toh mereka sudah merasa lebih hebat dari ulama salaf,jadi percuma kita kaji panjang lebar.

2.AL-UTSAIMIN

     Diantara tokoh wahabi yang menjadi rujukan para ustad Google lainnya adalah Muhammad bin Shalih al-Utsaimin,pemimpin wahabi dari najd ,saudi arabia.Seperti halnya tokoh-tokoh yang lain semisal Bin Baz,albani dan yang lainnya, Utsaimin berupaya dengan sekuat tenaga mendoktrin para pengagumnya bahwa semua bid'ah adalah sesat, dan yang namanya sesat pasti masuk neraka. Hal ini dapat dilihat dengan memperhatikan pernyataan al-Utsaimin yang begitu muluk-muluk dalam risalahkecil tentang bid'ah yang ditulisnya berjudul al-Ibda' fi Kamal al-Syar'i wa Khathar al-Ibtida' (kreasi tentang kesempurnaan syara' dan bahayanya bid'ah) berikut ini.:

"Hadist "semua bid'ah adalah sesat",bersifat general,umum,menyeluruh (tanpa terkecuali) dan dipagari dengan kata yang menunjuk pada arti menyeluruh dan umum yangb paling kuat yaitu kata-kata "kull (seluruh)". Apakah setelah ketetapan menyeluruh ini,kita dibenarkan menbagi bid'ah menjadi tiga bagian,dan lima bagian??? Selamanya,ini tidak akan pernah benar."
(Muhammad bin Shalih al-Utsaimin,al-Ibda'fi kamal al-syar'i wa khathar al-ibtida')


     Pernyataan al-Utsaimin ini memberikan pengertian bahwa hadist "semua bid'ah adalah sesat" ,bersifat general,umum dan menyeluruh terhadap semua jenis bid'ah tanpa terkecuali,sehingga tidak ada satupun bid'ah yang boleh disebut bid'ah hasanah,apalagi disebut bid'ah mandubah yang mendatangkan pahala bagi pelakunya. Oleh karena itu ,membagi bid'ah pada tiga bagian atau lima bgian ,menurutnya tidak akan pernah dibenarkan,dan bid'ah tetap selalu sesat dan masuk neraka.

     Tetapi tesis al-Utsaimin ini sulit dipertahankan secara ilmiyah oleh dirinya sendiri. Disamping tesis tersebut hanya sebagai bukti kesempitan cara berfikirnya,dan kedangkalan ilmunya dan kesombongan dirinya yang merasa lebih hebat dari generasi salaf, dan menyalahi metodologi berfikir sahabat,ulama salaf dan ahli hadist, tesis di atas justru bertentangan dengan pernyataan al-Utsaimin sendiri di bagian lain bukunya,yang membagi Bid'ah menjadi beberapa bagian sesuai dengan pendapat mayoritas ulama. Misalnya dia menyatakan:
"Hukum asal perbuatan baru dala urusan-urusan dunia adalah halal,jadi,Bid'ah dalam urusan-urusan dunia itu halal,kecuali ada dalil menunjukkan keharamannya. Tetapi hukum asal perbuatan baru dalam urusan-urusan agama adalah dilarang.Jadi,berbuat bid'ah dalam urusan-urusan agama adalah haram dan bid'ah ,kecuali ada dalil dari al-itab dan sunnah yang menunjukkan keberlakuannya." (al-Utsaiman ,syarh al-'Aqidah al-Wasithiyyah,hal. 639-640).

     Tentu saja pernyataan al-Utsaimin ini membatalkan tesis sebelumnya bahwa semua bid'ah secara keseluruhan itu sesat,dan sesat ini tembatnya di neraka. Namun kemudian ,disini al-Utsaimin membatalkannya dengan menyatakan bahwa "Bid'ah dalam dunia,halal semua" Dengan klarifikasi bid'ah menjadi dua (versi al-Utsaimin), yaitu bid'ah dalam hal dunia dan agama ,dan memberikan pengecualian dalam masing-masing bagian,menjadi bukti bahwa ada pembagian bid'ah. Dan dalam pembagian bid'ah menjadi dua bagian ini tidak memiliki dasar dalil dan hanya pernyataan yang tidak bisa dipertanggung jawabkan. Dalam bagian lain,al-utsaimin juga mengatakan:

"Di antara kaidah yang ditetapkan adalah bahwa perantara itu mengikuti hukum tujuannya. Jadi perantara tujuan yang disyariatkan,juga di syariatkan. Perantara tujuan yang tidak disyariatkan,juga tidak disyareatkan. Bahkan perantara tujuan yang diharamkan ,jiga diharamkan. Karena itu pembangunan madrasah-madrasah,penyusunan ilmu pengetahuan dan kitab-kitab,meskipun bid'ah yang belum pernah ada pada masa Rasululloh saw dalam bentuk seperti ini,namun ia bukan tujuan ,melainkan hanya perantara,sedangkan hukum perantara mengikuti hukum tujuannya. Oleh karena itu,bila seorang membangun madrasah untuk mengajarkan ilmu yang diharamkan,maka membangunnya di hukumi haram..Bila ia membangun madrasah mengajarkan syariat,maka bangunannya di syariatkan." (al-Utsaimin,al-ibda' fi kamal al-Syar'i wa Khathar al-Ibtida',hal. 18-19)

     Dalam pernyataan ini, Utsaimin kembali membatalkan pernyaannya sendiri yang ia nyatakan sebelumnya. Pada awalnya dia mengatakan ,bahwa semua bid'ah secara keseluruhan tanpa kecuali adalah sesat,dan sesat tempatnya di neraka. Dan menurut dia juga tidak akan pernah dibenarkan membagi bid'ah menjadi tiga atau lima bagian.
     Begitulah KEKONYOLAN dan KELUCUAN al-Utsaimin dalam menanggapi bid'ah... gurunya saja Plin-plan, apa lagi yang ikut ikutan,,,, dan inilah yang disebut TAQLIT BUTA yang sering dituduhkan kepada kita.

    WONG GENDENG KOK DI ELOK'I (orang gila kok di ikuti). Para ulama mengatakan:
"Orang yang memiliki ajaran batil,pasti kontradiksi dengan dirinya sendiri. Karena Allah SWT telah berfirman: "kalau kiranya al-Qur'an itu bukan dari sisi Allah,tentulah mereka mendapatkan pertentangan yang banyak di dalamnya." (QS>al-Nisa'; 82)

     Andaikan para tokoh wahabi seperti al_utsaimin, Bin Baz,albani, dan arrabi' yang di nkagumi wahabi indonesia rendah hati dan mengikuti ulama besar seperti Imam Syafi'i, al-khathtahbi, Ibn Abdilbarr,al-Nawawi,Izzuddin bin Abdissalam,al-Hafizh Ibn Hajar dan lainnya,tentu mereka tidak akan jatuh dalam lumpur tanaqqud (kontradiksi).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar