Sabtu, 08 Agustus 2015

HIZB DAN ULAMA

  Menurut al-Hafizh al-Suyuthi dalam AL-ITQAN FI 'ULUM AL-QUR'AN ,ada dua cara untuk mengetahui khasiiat-khasiat yang di kandung oleh al-Qur'an.

PERTAMA:Dengan melihat hadist-hadist Rasululloh.
KEDUA: Melalui pengamalan orang-orang saleh.

Berikut ini akan kami kemukakan beberapa contoh khasiat-khasiat al-Qur'an berdasarkan pengalaman orang-orang saleh:

1.SAYIDINA ABDURRAHMAN BIN'AUF r.a
Al-Imam al-Muhaddist Badruddin al-Zarkasyi menyebutkan dalam kitabnya AL-BURHAN FI 'ULUM  AL-QUR'AN (1/434) Bahwa saiyidina Abdurrahman bin 'Auf r.a menuliskan huruf-huruf yang ada di dalam permulaan surat-surat untuk tujuan menjaga harta benda dan perkakas rumahnya,sehingga semuanya aman dan terjaga.

2.AL-IMAM SUFYAN AL-TSAURI r.a
Al-Imam Sufyan al-Tsauri,ulama salaf,menuliskan untuk wanita yang akan melahirkan pada lembaran yang digantungkan di dadanya,yaitu ayat:
"idzassamaa unsyaqqot wa idza lirobbiha wahuqqot wa idzal ardhu muddat wa alqot faakhroja minhaa fakhoroja 'ala qoumihi"

3.AL-IMAM SYAFI'I
Seorang laki-laki mengeluh kepada Imam Syafi'i tentang matanya yang rabun. Lalu beliau menuliskan ayat:
"Bismillahirrahman nirrohim fakasafna 'anka ghidhoaka fabashorukal yauma hadiidun lilladzi amanu hudan wasyifa'un.
Lalu tulisan tersebut dijadikan kalung oleh laki-laki ini,sehingga matanya segera pulih dan dapat melihat dengan baik.

4.AL- IMAM AHMAD BIN HANBAL r.a
Ibn  Qayyim meriwayatkan dalam ZAD A;-MA'AD FI HADY KHAIR AL-'IBAD (4/326),bahwa al-Marwazi berkata: Aku pernah terserang penyakit demam dan didengar oleh Abu Abdillah al-Imam Ahmad bin Hanbal. Lalu beliau menuliskan pada satu kertas untukku:
"Bismillahirrahman nirrahim bismillahi wa billahi wa muhammadun rasululloh,qul naa yaa naru kuuni bardan wasalaman 'ala ibrohima wa arodubihi,kaidan faj'alnahumul akhsariina. Allahumma rabba jabrooila wa mikaila wa isrofila isyfi shihiba hadzal kitabi bihaulika wa quwwatika wa jabarutika ilhaqqi amin.
    Al-Marwazi berkata, aku mendengar Ahmad bin Hanbal meriwayatkan hadist dari Abu al-Mundzir,dari Amr bin Mujammi',dari Yunus bin Hibban,bahwa Yunus bin Hibban bertanya kepada Abu Ja'far Muhammad al-Baqir menjawab:" Apabila kalung ta'widz itu berupa  tulisan ayat al-Qur'an atau dari perkataan Nabi saw,maka pakailah sebagai kalung dan mohonlah kesembuhan dengan perantara tulisan ta'widz itu." Lalu aku bertanya kepada al-Imam Ahmad bin Hanbal:" Apakah untuk sakit demam bisa dituliskan:
"Bismillahi wabillahi muhammad rasululloh?"
Beliau menjawab "YA"
Dalam ta'widz yang ditulis oleh al-Imam Ahmad bin Hanbal di atas mengandung tawassul dengan nama Allah ,nama Muhammad Rasululloh,dan ayat-ayat al-Qur'an. Ta'widz dari al-Imam Ahmad bin Hanbal ini di anjurkan untuk di amalkan oleh Ibn Qayyim Dalam kitabnya. Apakah dengan demikian al-Imam Ahmad mengajarkan kesyirikan seperti anggapan wahabi??? dan  apakah Ibn Qayyim di anggap menganjurkan untuk mengamalkan kesyirikan dan kekufuran???

5. AL-IMAM ILKIYA AL-HARRASI r.a
     Adalah seorang faqih bermadzhab Syafi'i yang sangat populer dan rekan al-Imam Hujatul islam al-Ghazali,apabila dalam perjalanan beliau membaca huruf-huruf yang terdapat di permulaan surat-surat. Dan ketika beliau ditanya tentang hal itu,beliau menjawab: Orang yang membaca atau menyimpan tulisan huruf-huruf itu,akan terjaga dirinya dan harta bendanya dari marabahaya"

6. IBN TAIMIYAH AL-HARRANI
     Ibn Qayyim meriwayatkan dalam ZAD AL-MA'AD (4/326),bahwa Ibn Taimiyah menuliskan ayat berikut ini bagi orang yang keluar darah di hidungnya (jawa: Mimisan) surah Hud ayat:44.
Ibn Taimiyah menuliskan ini di dahi orang yang hidu ngnya mimisan . Ibn Taimiyah berkata: "Beberapa kali aku melakukannya, dan berhasil sembuh".
Dalam penulisan ta'widz ini Ibn Taimiyah ber-tawassul dengan ayat al-Qur'an di atas. Apakah Ibn Taimiyah mengajarkan kesyirikan atau telah syirik dengan melakukannya seperti tuduhan para ustad wahabi???
Berdasarkan beberapa keterangan ulama terkemuka ini, dapat disimpulkan bahwa ayat-ayat al-Qur'an atau bahkan perkataan manusia sekalipun seperti yang dikutip oleh Ibn Qayyim dalam kitabnya,dapat di pastikan memiliki sekian banyak khasiat dan manfaat .
Lalu kita kembalikan kepada para Uastad wahabi yang mengatakan bahwa Huruf-huruf itu tidakm mendatangkan manfaat dan tidak ada harganya disisi Allah, apa dasar mereka????
Tentu saja pernyataan seperti ini terlalu ceroboh dan sangat menunjukkan kedangkalan ilmu yang di miliki oleh rata-rata ustad agama wahabi. Dan pernyataan seperti ini adalah wujud dari kekufuran yang nyata mereka kepada Allah SWT.

HIZIB DAN HADIST

DALIL-DALIL HADIST

1.HADIST ABU SA'ID AL-KHUDRI

"Abu Sa'id al-Khudri berkata: " Suatu ketika beberapa orang sahabat Rasululloh saw,berpergian ,hingga sampai pada suatu perkampungan arab. Mereka meminta penduduk kampung arab itu agar menerima mereka sebagai tamu, tetapi mereka menolaknya. Lalu kepala suku kampung itu tersengat kalajengking beracun. Akhirnya penduduk kampung itu berupaya meolong kepala sukunya dengan segala cara, akan tetapi hasilnya nihil. Lalu sebagian dari mereka berkata:" Bagaimana kalau kita mendatangi rombongan yang lagi singgah itu,barangkali diantara mereka dapat menolong." kemudian mereka mendatanginya,dan berkata: "Wahai rombongan ,kepala suku kami disengat kalajengkin. kami sudah berusaha menolongnya dengan segala cara, tapi hasilnya nihil. Apakah diantara kalian ada yang bisa membantu?" Sebagian mereka menjawab:" Ya, demi Allah saya bisa meruqyah. Tetapi kalian telah menolak kami sebagai tamu. Jadi saya tidak mau meruqyah kecuali kalian menjanjikan upah buat kami". Lalu mereka menyetujui dengan imbalan beberapa ekor kambing.Ia pergi meruqyah dan membaca surah al-Fatihah.Setelah itu sang kepala suku langsung sembuh. Ia segera dapat berjalan tanpa merasa sakit sama sekali" Sebagian rombongan mengatakan:" Bagi-bagi". Lalu yang meruqyah berkata:" Jangan dulu,sehingga kita mendatangi Rasululloh,kita laporkan apa yang terjadi.Kita lihat apa perintah beliau". Lalu mereka mendatangi Rasululloh dan menceritajan kejadiannya. Lalu Rasululloh bersabda:" Jadi kamu tahu kalau itu Ruqyah?" Beliau berkata:" Kalian benar, bagi-bagikan hasilnya. Dan saya minta bagian juga".

Hadist ini diriwayatkan oleh al-Bukhari (2115),Muslim (2201),Abu Dawud (3900),al-Tirmidzi (2064),al-Nasa'i dalam 'Amal al yaum wa al-Lailah (1028),Ibn Majah (2156).

Hadist i ni menunjukkan, bahwa sesuatu yang tidak di ajarkan Rasululloh belum tentu jelek dan sesat, apalagi berbau syirik. Hadist ini juga menunjukkan bahwa al-Qur'an itu dapat digunakan sebagai penyembuh.

2.HADIST ABU HURAIRAH r.a
"Abu Hurairah r.a berkata:" Ada seorang laki-laki datang kepada Rasululloh saw dan berkata: "Wahai Rasululloh,tadi malam saya disengat kalajengking. " Beliau menjawab:" Andaikan kamu membaca pada sore hari (A'UDZU BIKALIMATILLAHITTAMMATI MIN SYARRI MAA KHOLAQO LAM TADURROKA) pasti kalajengking tidak menyengatmu" 

Hadist ini diriwayatkan oleh Muslim (6819) dan Malik (2/951).
Hadist ini mengajarkan kita agar berlindung dengan kalimat-kalimat Allah seperti al-Qur'an dari kejahatan apapun didunia ini.

3.HADIST KHAULAH BINTI AL-HAKIM AL-SALAMIYAH

Khaulah binti al-Hakim al-Salamiyah r.a berkata:" Aku mendengar Rasululloh saw bersabda:" Barangsiapa singgah di suatu tempat lalu mengatakan "A'UDZU BIKALIMATILLAHITTAMMATI MIN SYARRI MAA KHOLAQ, Maka ia tidak akan ditimpa oleh marabahaya apapun sampai ia pergi ketempat singgahnya itu.
     Hadist ini diriwayatkan oleh Muslim (2708). Hadist ini mengajarkan kita agar berlindung dengan kalimat-kalimat Allah, dan tentu saja termasuk al-Qur'an,dari marabahaya dan kejahatan yang mungkin mengancam kita disuatu tempat. Sebenarnya hadist-hadist seperti redaksi diatas ada banyak,dan bisa menjadi rujukan dan referensi bantahan terhadap kaum wahabi. Namun ini saja sudah cukup, karena sebanyak apapun dalil kita, maka agama wahabi akan menolaknya

HIZB DAN AL-QUR'AN

KHASIAT AYAT-AYAT AL-QUR'AN


     Kita tahu, secara umum kita tahu, bahwa amaliyah dari ahlussunnah wal jamaah yang dering di hujat oleh Bin Baz dkk,adalah masalah Hizb. Hizb yang dikenal dalam lingkungan aswaja itu ada dua macam, yaitu hizb al-Bahr dan hizh an-Nashr.
Amaliyah yang satu ini juga disebut amaliyah syirik dan musrik oleh Syech,entah itu Syech Bin Baz atau Syech-TAN ^_^.
berikut ini adalah salah satu Hizb Bahr yang dihujat oleh salah satu Ngustad wahabi.

"Bismillah adalah pintu kami,tabaraka adalah pagar kami,yasin adalah atap kami,kaf ha' ya' 'ain shod yang mencukupi kami,ha mim sin sin qaf adalah pelindung kami"
 
KOMENTAR WAHABI:
* kalimat tersebut belum pernah diucapkan oleh ulama salaf di masa sahabat ataupun sesudahnya. Apalagi dari Rasululloh saw,kalimat itu justru membahayakan keimanan.Berlindung kepada huruf semacam itu persis dengan ajaran yang menyatakan bahwa al-Qur'an itu banyak khasiatnya"
tidak sampai disitu, masih ada lagi komentar yang lain,,,,,:
"kalimat huruf tersebut jelas termasuk kesyirikan yang tak terbantahkan lagi,karena menyatakan huruf ha min 'ain sin qaf sebagai pelindung dari mara bahaya "
"Huruf itu tiada harganya disisi Allah,tidak mempengaruhi nilai doa kita"

 
Inilah sebagian ocehan Tolol kaum wahabi yang di amini oleh semua pengikutnya Dalam mengkritik amaliyah yang sudah mengakar sejak zaman salaf yang saleh. Tentu saja kritikan ini terlalu gegabah dan membuktikan kedangkalan ustad-ustad wahabi dalam menelaah kitab-kitab hadist sehingga menafikan salah satu esensi ajaran Rasululloh dalam hadist-hadist yang shahih.
     Diantara cabang dalam disiplin ilmu al-Qur'an adalah ilmu khawashsh al-Qur'an ,yaitu ilmu yang menerangkan tentang khasiat-khasiat yang dikandung oleh ayat-ayat al-Qur'an . Para pakar ilmu al-Qur'an seperti al-Imam Muhaddist Badruddin al-Zarkasyi dalam al-Burhan fi 'ulum membuat satu bab khusus tentang ini.
     Ada sekian banyak dalil bahwa al-Qur'an memiliki sekian banyak khasiat bagi kebutuhan manusia. Berikut akam kami sajikan dalil-dalil khasiat al-Qur'an yang di anggap oleh wahabi bahwa al-Qur'an itu hanya bacaan belaka.

1.DALIL AL-QUR'ANUL KARIM
Allah SWT berfirman :
"Dan kami turunkan dari al-Qur'an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman." (QS.al-Isra': 82)

Menurut Ibn Qayyim,ayat ini memberikan penjelasan bahwa seluruh kandungan al-Qur'an itu dapat menjadi penyembuh yang sempurna dari segala penyakit,pelindung yang bermanfaat dari segala mara bahaya,cahaya hidayah dari segala kegelapan dan rahmat yang merata bagi orang-orang yang beriman. Dalam konyeks ini ,Ibn Qayyim mengatakan dalam kitabnya ZAD AL-MA'AD (4/162):
"Dan telah diyakini bahwa sebagian perkataan manusia memiliki sekian banyak khasiat dan aneka kemanfaatan yang dapat dibuktikan. Apalagi ayat-ayat al-Qur'an selaku firman Allah, tuhan semesta alam ,yang keutamaannya atas semua perkataan sama dengan keutamaan semua makhluk-Nya . Tentu saja,ayat-ayat al-Quran dapat berfungsi sebagai penyembuh yang sempurna,pelindung yang bermanfaat dari segala marabahaya,cahaya yang memberi hidayah dan rahmat yang merata. Dan andaikan al-Qur'an itu diturunkan kepada gunung, niscaya ia akan pecah karena keagunggannya. Allah telah berfirman:" Dan kami turunkan dari al-Qur'an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman." (QS.sl-Isra':82). Kata-kata dari al-Qur'an ,dalam ayat ini untuk menjelaskan jenis, bukan bermakna sebagian menurut pendapat yang paling benar." (Ibn Qayyim ,zad al-ma'ad,2/162)
 
Maksud dari pernyataan Ibn Qayyim ini ,adalah bahwa semua ayat-ayat al-Qur'an dapat berfungsi sebagai penyembuh yang sempurna ,pelindung yang bermanfaat,cahaya yang memberi petunjuk dan rahmat yang merata bagi orang-orang yang beriman sebagaimana dijelaskan secara lebih gamblang oleh al-Hafizh al-Dzahabi dalam AL-THIBB AL-NAWAWI (hal. 165):
 
"Yakni ,kami turunkan al-Qur'an yang semuanya dapat berfungsi sebagai penyembuh...''
 
Ada beberapa kesimpulan yang dapat dipetik dari pernyataan Ibn Qayyim yang sangat dikagumi para Wahabi ini:

PERTAMA: sebagian perkataan manusia diyakini memiliki sejian banyak khasiat dan faedah yang dapat dibuktikan melalui percobaan.

KEDUA: Seluruh ayat-ayat al-Qur'an ,yang tentunya lebih utama dari perkataan manusia jelas lebih memiliki kandunagn khasiat dan manfaat bagi kehidupan daripada perkataan manusia.

KETIGA: Ayat-ayat al-Qur'an berfungsi sebagai penyembuh dan  penawar yang sempurna dari segala penyakit.

KEEMPAT: Ayat-ayat al-Qur'an dapat berfungsi sebagai pelindung yang bermanfaat dari segala marabahaya dan kejahatan.

KELIMA: ,Ayat-ayat al-Qur'an berfungsi sebagai cahaya petunjuk dari kegelapan.

KEENAM: Ayat-ayat al-Qur'an dapat berfungsi sebagai rahmat yang merata bagi orang-orang yang beriman.
     Apakah dengan pernyataan-pernyataan ini Ibn Qayyim berarti mengajarkan kemusrikan dan kesyirikan????? Mudah-udahan Ibn Qayyim tidak di caci dan dan di maki oleh wahabi.

Selasa, 28 Juli 2015

PEMBAGIAN BID'AH TERCELA



     Secara umum ,para ulama membagi bid'ah  yang tercela menjadi dua bagian, yaitu bid'ah dalam pokok-pokok agama (Ushuluddin) dan bid'ah dalam cabang-cabang agama (furu'al-din). dan sekarang, mari kita bedah dua bid'ah tercela ini satu-persatu, yang sudah pasti kaum wahabi tidak tau masalah pembagian bid'ah yang tercela ini, karena ini bisa membuktikan siapa yang ahli bid'ah sebenarnya. Apakah ASWAJA, atau mereka (WAHABI).

1.BID'AH USHULUDDIN

    Bid'ah Ushuluddin adalah bid'ah yang terjadi dalam hal akidah yang menyalahi akidah sahabat Nabi saw. Bid'ah ini disebut pula dengan bid'ah Dhalalah (sesat),yang pelakunya dipastikan masuk dalam neraka. Diantara contoh-contohbid'ah akidah ini adalah:

a. BID'AH QODARIYAH
     Bid'ah Qodariyah adalah paham yang mengingkari Qadar (kepastian) Allah SWT.Menurut paham ini ,semua perbuatan manusia yang bersumber dari inisiatif dirinya,bukan ciptaan dan ketentuan Allah,akan tetapi manusia sendiri yang menciptakannya. Bid'ah ini pertama kali dimunculkan oleh Ma'bad bin Khalid al-juhani (w.80H/700 M) di Bashrah.

b.BID'AH JAHAMIYAH
     Bid'ah jahamiyah bisa disebut pula dengan Jabariyah,yaitu paham yang meyakini bahwa manusia itu tidak memiliki peran apa-apa dalam perbuatan ikhtiyar yang dilakukannya. Manusia hanyalah bagaikan bulu yang terbang diudara, hanya bergerak jika diombang-ambingkan oleh angin kekanan dan ke kiri. Bid'ah Jabariyah ini pertama kali dimunculkan oleh Jahm bin Shafwan (w.128 H/746 M). Sebagian  kalangan ber asumsi bahwa bid'ah ini pertama kali dimunculkan oleh Sayidina Mu'awiyah bin Abi Aufyan r.a. Tetapi asumsi ini tidak memilik landasan yang kuat yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

c.BID'AH KHAWARIJ
 
     Bid'ah ini pertama kali dilakukan oleh mereka yang memberontak terhadap Saiyidina Ali r.a. Mereka mengkafirkan pelaku dosa besar. Dalam mengkafirkan kaum muslimin yang bukan kelompoknya,khawarij khawarij telah mengeksploitasi ayat-ayat yang turun mengenai orang-orang Musrik,untuk kaum muslimin. Al-Imam al_Bukhari menulis sebuah judul dalam shahihnya (lihat: fath al-bari': 12/282)
menyampaikan hujjah kepada mereka dan firman Allah SWT :
"Dan Allah sekali-sekali tidak akan menyesatkan suatu kaum,sesudah Allah memberi petunjuk kepada mereka sehingga dijelaskan-Nya kepada mereka apa yang harus mereka jauhi." (QS.al-Taubah: 115).
Ibn Umar berpendapat: "Mereka (Khawarij) mengambil ayat-ayat yang turun mengenai orang-orang kafir,lalu diterapkan kepada orang-orang Mukmin."

     Dalam hadist ini ,kaum khawarij dianggap sebagai Makhluk Allah yang paling buruk,karena mereka memiliki bid'ah mengambil ayat-ayat yang turun mengenai orang-orang kafir lalu mereka terapkan kepada orang-orang mukmin . Dan bid'ah terakhir ini di ikuti pulah oleh kaum wahabi.
hehehehe,,,,, maaf ya,,, ini hadist Bukhari Muslim lho yang ngomong... bukan saya... hehehehe

d.BID'AH PENDAPAT ALAM TIDAK ADA PERMULAANNYA.
    Bid'ah ini disebarluaskan oleh Ibn Taimiyah al-Harrani (661-728 H/1263-1327 M). Bid'ah ini berpandangan bahwa alam itu tidak ada permulaannya,sama dengan Allah yang tidak ada Permulaannya. Bid'ah ini jelas menyelisihi ayat al-Qur'an :
"HUWA AL AWWALU WAL AKHIRU ( Hanya Dialah yang awal dan yang akhir)." (QS.al-Hadid: 3).
Maksud ayat ini adalah,hanya Allahlah yang tidak ada permulaannya,dan hanya Allah lah yang tidak ada akhirnya, sedangkan makhluk pasti ada permulaannya. Akan tetapi Ibn Taimiyah tidak setuju dengan maksud ayat ini, sehingga perlu menyekutukan Allah dengan makhluk-Nya. Ibn Taimiyah menyebutkan pendapatnya ini dalam tujuh kitabnya,di antaranya dalam Muwafaqah sharih al-Ma'qul li-shahih al-Manqul (2/75,Minhaj al-Sunnah al-Nabawiyyah (1/83) dan lain-lainnya.
Menurut ijma' para ulama,orang yang berpendapat bahwa alam itu tidak ada permulaannya,adalah orang yang KAFIR secara qath'i sebagaimana dikatakan oleh al-Hafizh al-Qadhi Iyadh:

"demikian pula kami memastikan kekafiran orang yang berpendapat bahwa alam itu tidak ada permulaannya atau tidak akan berakhir atau ragu-ragu dalam hal itu karena mengikuti sebagian para filosof dan kalangan atheis. (Al-hafizh al-Qadhi Iyadh,al-Syifa,3/606,dan dikutip serta diakui oleh al-Hafizh Ibn hajar dalam Fath al-Bari', 12/202)

e.BID'AH ANTI TAWASSUL DENGAN PARA NABI DAN WALI
     Bid'ah ini berpandangan bahwa ber-tawassul dengan para Nabidan wali yang sudah meninggal hukumnya syirik dan kufur. Bid'ah ini muncul pada awal abad kedelapan Hijriah yang dimunculkan oleh Ahmad bib Abdul halim bin Taumiyah al-Harrani (cek ilaaaaahhhh diye lagi ^_^).
 Bid'ah ini diperbaharui oleh Muhammad bin Abdul Wahhab al-Najdi (nabinya kaum Wahabi) 1115-1206 H/ 1703-1791 M. dan disebarluaskan oleh murid-muridnya seperti Bin Baz,al-Utsaimin,al-albani,arabi',Muhammad Abduh,komisi tetap fatwa Saudi Arabia dan ustad karbitan wahabi yang lainnya.

2.BID'AH DALAM FURU' AL-DIN

     Secara umum ,bid'ah dalam furu' al-din ,atau dalam hukum-hukum amaliyah fiqh terbagi menjadi  lima bagian sebagaimana telah dikemukakan. Ada beberapa contoh bid'ah  sesat dalam amaliyah adalah:
a.penulisah  huruf (shot)setelah menulis nama Nabi,dan lebih buruk lagi adalah penulisan (shol'am) setelah menulis nama Nabi.
b.sebagian orang yang bertayamum ke sajadah dan bantal yang tidak ada debunya.

Rabu, 22 Juli 2015

DALIL-DALIL BID'AH HASANAH


Para ulama Ahlussunnah wal jama'ah berpandangan bahwa hadist "kullu bid'atin dholalah",adalah kata-kata umum yang harus dibatasi jangkauannya. Dalam hal ini, Imam Nawawi menyatakan:
"Sabda Nabi "Kullu bid'atin dholalah" ini adalah kata-kata umum yang dibatasi jangkauaanya. Maksud "semua bid'ah itu sesat" adalah sebagian besar itu sesat, bukan seluruhnya." (Syarh Shahih Muslim,6/154)
     Oleh karena hadist "kullu bid'atin dholalah" adalah kata-kata umum yang dibatasi jangkauannya,maka para ulama membagi bid'ah menjadi dua. Yaitu bid'ah hasanah dan bid'ah sayyi'ah (buruk). Lebih rinci lagi, bid'ah itu dibagi menjadi lima bagian sesuai dengan jumlah hukum islam yang lima: wajib,sunnah,haram,makruh dan mubah. Berikut ini akan Kami kemukakan  beberapa dalil tentang adanya bid'ah hasanah,dan bahwa tidak semua bid'ah itu sesat dan tercela.
     Dalil-dalil berikut iniakan dibagi menjadi dua,dalil-dalil bid'ah hasanah pada masa Rasululloh,dan dalil-dalil bid'ah  hasanah setelah Rasululloh wafat.

BID'AH HASANAH PADA MASA RASULULLOH


*HADIST SAIYIDINA MU'ADZ BIN JABAL.r.a

عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ اَبِي لَيْلَى قَالَ : كَانَ النَّاسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا جَاءَهُ الرَّجُلُ وَقَدْ فَاتَهُ شَيْئٌ مِنَ الصَّلَاةِ اَشَارَ اِلَيْهِ النَّاسُ فَصَلَّى مَا فَاتَهُ ثُمَّ دَخَلَ فِي الصَّلَاةِ ثُمَّ جَاءَ يَوْمًا مُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ فَاَشَارُوا اِلَيْهِ فَدَخَلَ وَلمْ يَنْتَظِرْ مَا قَالُوا , فَلَمَّا صَلَّى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَكَرُوا لَهُ ذَلِكَ فَقَالَ لَهُمُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :”سَنَّ لَكُمْ مُعَاذٌ“وَفِي رِوَايَةِ سَيِّدِنَا مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ:إِنَّهُ قَدْ سَنَّ لَكُمْ مُعَاذٌ فَهَكَذَا فَاصْنَعُوا.


Abdurrohman bin Abi Laila berkata:
 “Pada masa Rosululloh shollallohu alaihi wasallam, bila seseorang datang terlambat beberapa rokaat mengikuti sholat berjamaah, maka orang-orang yang lebih dulu datang akan memberi isyaratkepadanya tentang rokaat yang telah dijalani, sehingga orang itu akanmengerjakan rokaat yang tertinggal itu terlebih dahulu, kemudian masuk kedalam sholat berjamaah bersama mereka. Pada suatu hari Mu’adz bin Jabaldatang terlambat, lalu orang-orang mengisyaratkan kepadanya tentang jumlahrokaat sholat yang telah dilaksanakan, akan tetapi Mu’adz langsung masukdalam sholat berjamaah dan tidak menghiraukan isyarat mereka, namun setelah Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam selesai sholat, maka Mu’adz segera mengganti rokaat yang tertinggal itu. Ternyata setelah Rosululloh shollallohualaihi wa sallam selesai sholat, mereka melaporkan perbuatan Mu’adz bin Jabal yang berbeda dengan kebiasaan mereka. Lalu beliau shollallohu alaihi wa sallammenjawab: “Mu’adz telah memulai cara yang baik buat shalat kalian.” Dalamriwayat Mu’adz bin Jabal, beliau shollallohu alaihi wasallam bersabda; “Mu’adztelah memulai cara yang baik buat shalat kalian. Begitulah cara shalat yangharus kalian kerjakan”.

     Hadist ini diriwayatkan oleh al-Thabarani dalam al-Mu'jam al-Kabir (20/271),dan al-Imam Ahmad (5/233),abu Dawud,Ibn Abi Syaibah dll. Hadist ini dinilai shahih oleh al-Hafizh ibn Daqiq al-'id (625-703 H/1235-1303 M) ,dan al-Hafizh Ibn Hazm al-Andalusi (384-456 H/994-1064 M).
     Hadist ini menunjukkan bolehnya membuat perkara baru dalam ibadah,seperti shalat atau lainnya,apanila sesuai dengan tuntunan syara'. Dalam hadist ini, Nabi saw tidak menegur Mu'adz dan tidak pula berkata :"Mengapa kamu membuat cara baru dalam shalat sebelum bertanya kepadaku???", bahkan beliau membenarkannya,karena perbuatan Mu'adz sesuai dengan kaedah berjamaah,yaitu makmum harus mengikuti imam.

2.HADIST AL-'ASH BIN WA'IL.ra

"Al-Ash bin Wa'il berkata:"Pada saat suku Bakr bin Wa'il datang ke makkah, Nabi saw berkata kepada Abu Bakar:"datangilah mereka dan tawarkan agama islam pada mereka." Lalu Abu Bakar mendatangi dan mengajak mereka memeluk agama islam. Mereka menjawab:" Sampai pemimpin kami datang".Setelah pemimpin mereka datang Abu Bakar bertanya:" Siapa kaum ini?". Mereka menjawab:" Suku Dzul bin Syaiban". Lalu Abu bakar menjelaskan tentang islam kepada mereka,dan mereka menjawab:" Sesungguhnya di antara kami dengan persia terjadi peperangan,maka bila kami telah menyelesaikan urusan kami dengan mereka,kami akan kembali dan memikirkan ajaran anda". Abu Bakar berkata:" Apakah bila kami dapat mengalahkan mereka,maka kalian akan mengikuti agama kami?". mereka menjawab:" Kami tidak berjanji mengikuti agama kalian. Tetapi bila kami telah menyelesaikan urusan dengan mereka,kami akan kembali dan memikirkan ajaranmu". Setelah suku Dzul bin Syaiban  berhadapan dengan persia, pemimpin mereka berkata:" Siapa nama orang yang mengajak kamu ke agama Allah?". Mereka menjawab:" Muhammad". Ia berkata:" kalau begitu,nama Muhammad itu jadikan slogan dalam peperangan". kemudian suku Dzuhl bin syaiban itu mengalahkan persia. Mendengar berita itu, Rasulullah saw bersabda:" Dengan perantara namaku,mereka diberi kemenangan oleh Allah".

     Hadist ini diriwayatkan oleh al-thabarani,al-Hafizh al-Haitsami-guru al-hafizh Ibn Hajar mengatakan dalam majma' al-Zawa'id (6/10631), para perawi hadist ini (dipercaya) dan perawi hadist shahih.
     Hadist ini menunjukkan bolehnya membuat perkara baru apabila sesuai dengan tuntunan syara'. Dalam peperangan melawan persia,suku Dzulh bin Syaiban ber-tawassul dengan nama Nabi saw atas inisiatif pemimpin mereka dan belum mereka pelajari dari Nabi saw. Ternyata tawassul mereka dibenarkan oleh Nabi saw,dengan penegasan beliau "dengan perantara namaku". Dengan demikian tidak selamanya perbuatan yang tidak pernah di ajarkan nabi itu selalu buruk.

3.HADIST SAIYIDINA BILAL

حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ نَصْرٍ، حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ، عَنْ أَبِي حَيَّانَ، عَنْ أَبِي زُرْعَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ـ رضى الله عنه ـ أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ لِبِلاَلٍ عِنْدَ صَلاَةِ الْفَجْرِ ‏ "‏ يَا بِلاَلُ حَدِّثْنِي بِأَرْجَى عَمَلٍ عَمِلْتَهُ فِي الإِسْلاَمِ، فَإِنِّي سَمِعْتُ دَفَّ نَعْلَيْكَ بَيْنَ يَدَىَّ فِي الْجَنَّةِ ‏"‏‏.‏ قَالَ مَا عَمِلْتُ عَمَلاً أَرْجَى عِنْدِي أَنِّي لَمْ أَتَطَهَّرْ طُهُورًا فِي سَاعَةِ لَيْلٍ أَوْ نَهَارٍ إِلاَّ صَلَّيْتُ بِذَلِكَ الطُّهُورِ مَا كُتِبَ لِي أَنْ أُصَلِّيَ‏.‏ قَالَ أَبُو عَبْدِ اللَّهِ دَفَّ نَعْلَيْكَ يَعْنِي تَحْرِيكَ


"Abu Khurairoh meriwayatkan, bahwa Nabi saw bertanya kepada Bilal ketika shalat fajar:" Hai Bilal,kebaikan apa yang paling engkau harapkan pahalanya dalam islam, karena aku telah mendengar suara kedua sandalmu di surga". Ia menjawab:" Kebaikan yang paling aku harapkan pahalanya adalah aku belum pernah berwudhu',baik siang maupun malam,kecuali aku melaqnjutkannya dengan shalat sunnah dua rakaat yang aku tentukan waktunya". Dalam riwayat lain dikatakan Nabi berkata kepada bilal:" Dengan apa kamu mendahuluiku ke surga???". Ia menjawab:" Aku belum pernah adzan kecuali aku shalat sunnah dua rakaat setelahnya.Dan aku belum pernah Hadas,kecuali aku berwhudu' setelahnya dan harus aku teruskan dengan shalat sunnah dua rakaat karena Allah".. Nabi berkata:" Dengan dua kebaikan itu,kamu meraih derajat itu".
     Hadist ini diriwayatkan oleh Bukhari (1148),Muslim (6274),Nasa'i dalam Fadhail al-Shahabah (132),al-Baghawi (1011),Ibn Hibban (7085),Abu Ya'la (6104),Ibn Khuzaimah (1208),Ahmad (5?354,dan al-Hakim (1/313) yang menilainya shahih.
     Menurut al-Hafizh ibn Hajar dalam Fath al-Bari (3/34),hadist ini memberikan faedah bolehnya berijtihad dalam menentukan waktu ibadah,karena Bilal memperoleh derajat tersebut berdasarkan ijtihadnya,lalu Nabi saw pun membenarkannya. Nabi saw belum pernah menyuruh atau mengajarkan shalat dua rakaat setiap selesai berwhudu' atau setiap selesai adzan ,akan tetapi Bilal melakukannya atas ijtihadnya sendiri,tanpa di anjurkan oleh Nabi atau di ajarkan oleh Nabi dan tanpa bertanya dulu pada nabi. Ternyata Nabi saw membenarkan, bahkan memberinya kabar gembira tentang derajatnya di surga,sehingga shalat dua rakaat setiap selesai whudu menjadi sunnah bagi seluruh ummat.

4,HADIST IBN ABBAS r.a

"saiyidina abbas r.a berkata:
Aku mendatangi Rosululloh pada akhir malam, lalu aku sholat di belakangnya. ternyata beliau mengambil tanganku dan menarikku lurus di sebelahnya.
setelah rosululloh memulai sholatnya aku mundur kebelakang, lalu rosululloh menyelesaikam sholatnua. Setelah aku mau pulang beliau berkata:
ada apa, aku tempatkan kamu lurus disebelahku, tetapi kamu malah mundur?
aku menjawab: ya Rosulalloh, tidak selayaknya bagi seseorang sholat lus di sebelahmu sedang engkau rosululloh yg telah menerima karunia sari Alloh"
ibn abbas berkata: ternyaa beliau senang dengan jawabanku lalu mendoakanku agar Alloh senantiasa menambah ilmu dan pengertianku terhadap agama"
      Hadist ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad(3061).
hadist ini membolehkan berijtihad membuat perkara baru dalam agama apabila sesuai dengan syara'.
Ibn Abbas mundur kebelakang berdasarkan ijtihadnya, padahal sebelumnya rosululloh telah menariknya berdiri lurus di sebelah beliau, ternyata nabi tidak menegurnya, bahkan merasa senang dan memberinya hadiah doa. Dan seperti inilah yg di maksud bid'ah hasanah.
adzan dua kali dalam sholat jum'at di zqman khalifah utsman bin affan apa sudah di setujui nabi???
lalu siapa yg ngajarin ibn abbas untuk mundur dr shof yg sejajar dgn rosul????

5.HADIST ALI BIN ABI THALIB

"Saiyidina Ali r.a berkata:" Abu Bakar bila membaca al-Qur'an dengan suara lirih. sedanglan Umar dengan suara keras. Dan Ammar apabila membaca al-Qur'an,mencampur surah ini dengan surah itu. Kemudian hal itu dilaporkan kepada Nabi saw,Sehingga beliau bertanya kepada Abu Bakar:"Mengapa kamu membaca dengan suara lirih?"
Ia Menjawab:"Allah dapat mendengar suaraku walaupun lirih".
Lalu bertanya kepada Umar:" Mengapa kamu membaca dengan suara keras?"
Ia menjawab:" Aku mengusir syetan dan menghilangkan kantuk".
Lalu beliau bertanya kepada Ammar:"Mengapa kamu mencampur surah ini dengan surah itu?"
Ammar menjawab:" Apakah kau pernah mendengarku mencampurnya dengan yang bukan dari al-Qur'an?". Rasul menjawab:"Tidak"
Lalu Rasul bersabda:" Semuanya Baik".

     Hadist ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad (865),Hadist ini menunjukkan bolehnya membuat perkara baru (bid'ah hasanah) dalam ibadah dengan ijtihad masing-masing,sehingga sebagian sehabat melaporkan hal ini kepada Rasululloh dan ternyata Nabi membenarkannya dan menilainya semua baik.
Dan agaknya cara sahabat Ammar bin Yasir membaca al-Qur'an sesuai dengan tradisi ummat islam di kalangan ahlussunah wal jamaah di indonesia yang mencampur ayat ini dengan ayat itu.

6.HADIST 'AMR BIN AL-'ASH

"Amr bin al-'Ash r.a ketika dikirim dalam peperangan, Dzat al-Salasil berkata:ku mau mandi,tapi takut sakit." Aku bermimpi basah pada malam yang dingin sekali.Akhirnya aku bertayammum dan menjadi imam shalat shubuh bersam sahabat-sahabatku.Setelah kami datang kepada Rasululloh saw,mereka melaporkan kejadian ini kepada Rasululloh. Beliau bertanya:" Hai amr,mengapa kamu menjadi imam shalat bersama sahabat-sahabatmu sedang kamu junub?" Aku menjawab:" Aku teringat firman Allah :" Dan janganlah kamu membunuh dirimu;sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu." (QS al-Nisa': 29). Maka aku bertayammum dan shalat". Lalu Rasululloh saw tersenyum dan tidak berkata apa-apa".

     Hadist ini diriwayatkan oleh Abu Dawud (334),Ahmad (4/202),al-Daraquthni (1/178),dinilai shahih oleh al-Hakim dalam al-Mustadrak (1/177) dan al-Dzahabi.
     Hadist ini menjadi dalil Bid'ah Hasanah . Amr bin al-'Ash melakukan tayammum karena kedinginan berdasarkan ijtihadnya. Kemudian setelah Nabi mengetahuinya beliau tidak menegurnya bahkan membenarkannya. dengan demikian ,tidak semua perkara yang tidak di ajarkan Nabi saw adalah perbuatan sesat dan tertolak.

7.HADIST UMAR BIN KHATTAB

"Umar r.a berkata:" Seorang laki-laki datang pada saat shalat berjamaah didirikan. setelah sampai di shaf,laki-laki itu berkata:" Allahu akbar kabiran walhamdulillahi katsiran wa subhanallahi bukratan wa ashila". Setelah Rasululloh selesai shalat ,beliau bertanya:" Siapa yang mengucapkan kalimat tadi??" laki-laki itu menjawab:" Saya ya Rasululloh.Demi allah saya hanya bermaksud baik dengan kalimat itu". Lalu Nabi Bersabda:" Aku telah melihat Pintu-pintu langit terbuka menyambut kalimat itu". Ibn Umar berkata:" Aku belum pernah meninggalkannya sejak mendengarnya".

     Hadist ini di riwayatkan oleh Muslim (1357),al-Tirmidzi (3592),al-Nasa'i (884) dan Ahmad (2/14).

8.HADIST RIFA'AH BIN RAFI' r.a

"Rifa' bin Rafi' berkata:" suatu ketika kami shalat bersam Nabi saw.Ketika beliau bangun dari Rukuk,beliau berkata:" Sami'allahuliman hamidah". Lalu seorang laki-laki dibelakangnya berkata:" Rabbana walakalhamdu hamdan katsiran thaiyyiban mubarakan fih". Setelah selesai shalat, beliau bertanya:" Siapa yang membaca kalimat tadi?" laki-laki itu menjawab:" Saya ". rasul bersabda:" Aku nmelihat lebih dari 30 malaikat berebutan menulis pahalanya.
      Hadist ini diriwayatkan oleh al-Bukhari (779),al-Nasa'i (1016),abu dawud (770).Ahmad (4/340), dan Ibn Khuzaimah (614).
     Kedua sahabat di atas mengerjakan perkara baru yang belum pernah diterimannya dari Nabi saw,yaitu menambahbacaan dzikir dalam iftitah dan dzikir dalam i'tidal. ternyata Nabi saw membenarkan perbuatan mereka,bahkan memberi kabar gembira tentang pahala yang mereka lakukan ,karena perbuatan mereka sesuai dengan Syara' diman i'tidal dan iftitah itu tempat memuji kepada Allah. Oleh karena itu al-Hafizh Ibn Hajar menyatakan dalam Fath al-Bari (2/267),bahwa hadist ini menjadi dalil bolehnya membuat Dzikir baru dalam shalat,apabila tidak menyalahi dzikir yang ma'tsur (datang dari nabi) dan bolehnya mengeraskan suara dalam bacaan dzikir selama tidak mengganggu orang lain.

 BID'AH HASANAH SETELAH GENERASI SAHABAT

     Setelah generasi sahabat punah,dari waktu ke waktu kaum muslimin juga melakukan hal-hal yang belum pernah terjadi,ataupun yang di ajarkan nabi yang Beberapa pekerjaan yang bisa di bilang bid'ah hasanah adalah sebagai berikut:

1.PEMBERIAN TITIK DALAM PENULISAN MUSHAF
Pada masa Rasululloh ,penulisan Mushaf al-Qur'an ytang dilakukan oleh para sahabat tanpa memberikan titik terhadap huruf hurufnya seperti ba',ta' dan lain lainnya. Bahkan ketika khalifah Utsman menyalin mushaf menjadi 6salinan ,dan 5 salinan dikirimnya ke bewrbagai kota negara islam seperti basrah,mekah dan lain-lain,dan satu salinan untuk beliau pribadi,dalam rangka menyatukan bacaan kaum muslimin,yang dihukumi bid'ah hasanah wajibah oleh seluruh ulama,juga tanpa pemberian titik terhadap huruf-hurufnya. pemberian titik pada mushaf al-Qur'an baru dimulai oleh seorang ulama tabi'in Yahya bin Ya'mur (wafat sebelum tahun 100 H/719 M)
Harun bin Musa berkata:" Orang yang pertama kali memberi titik pada mushaf adalah Yahya bin Ya'mur" (Al-Mashahif ,hal 158).
     Setelah beliau memberikan titik pada mushaf ,para ulama tidak menolaknya,meskipun Nabi belum pernah memerintahkan. Dengan demikian ,andaikan para Ustad wahabi konsisten dengan  paqndangannya, bahwa setiap Bid'ah itu sesat,maka para wahabi akan menggunakan al-qur'an yang sesuai di zaman Nabi dan zaman Khulafaur Rashidin.
Emang mampu????

2. PERAYAAN MAULID NABI
     Perayaan hari kelahiran (maulid) Nabi saw baru terjadi pada permulaan abad keenam hijriah. Para sejarahwan sepakat bahwa yang pertama kali mengadakan adalah raja Irbil di Iraq,yang dikenal alim,bertaqwa dan pemberani,yaitu Raja al-Muzhaffar Abu Sa'id Kukuburi bin Zainuddin Ali Buktikin (w.630 H/1232 M). Para ulama darin kalangan sufi,fuqaha dan ahli hadist menilai perayaan maulid Nabi termasuk bid'ah hasanah yang dapat memberikan pahala bagi yang melakukannya. Di antara ulama yang menilai bahwa perayaan maulid adalh bid'ah hasanah adalah al-Hafizh Ibn al-Jauzi al-Hanbali,al-Hafizh Ibn Katsir,al-hafizh Suyuti dll. Lalu bagimana dengan pernyataan para ustad wahabi yang kebanyakan berkata:" Tiada ajaran dalam islam untuk memperingati hari kelahiran guru, Nabi dll."
     Tentu saja pandangan seperti ini yang mengikuti para jagoan Tahrif terhadap mushus seperti bin Baz,al-Utsaimin, al-albani dll,terlalu ceroboh dan berangkat dari paradikma sempit dalam memahami ajaran agama. Setidaknya ada beberapa nilai positif yang membenarkan perayaan maulid Nabi saw. Allah SWT berfirman:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

"Dan tidaklah kami mengutus kamu, melainkan (menjadi Rahmat bagi semesta alam". (QS.AL-ANBIYA':107)
 
Dan Rasululloh saw bersabda:" Aku hanya rahmat yang dihadiahkan". (hadist sahih menurutal-Hakim (1/91) dan al-Hafizh al-Dzahabi.
 
     Dengan demikian Rasululloh saw adalah al-rahmat al-'uzhma (rahmat yang paling agung) bagi umat manusia. Sedangkan Allah SWT telah merestuikita untuk merayakan lahirnya rahmat itu. Dalam hal ini Allah SWT berfirman:

قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ - See more at: http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-surat-yunus-ayat-45-60.html#sthash.lkgwnWqx.dpuf
قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ - See more at: http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-surat-yunus-ayat-45-60.html#sthash.lkgwnWqx.dpuf

قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ


"Katakanlah:" Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya,hendaklah dengan itu mereka bergembira". (Qs.Yunus: 58)

Ibn Abbas menafsirkan ayat ini dengan "Dengan karunia Allah (yaitu ilmu) dan Rahmat-Nya (yaitu Muhammad), hendaklah dengan itu mereka bergembira". (Al-Hafizh al-Suyuthi,al-Durr al-Mantsur,2/308).

وَكُلًّا نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ وَجَاءَكَ فِي هَذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ


Allah berfirman: "Dan semua kisah rasul-rasul kami ceritakan kepadamu,ialah kisah-kisah yang dengannya kami teguhkan hatimu". (Qs.Hud :120).
 
     Ayat ini menegaskan bahwa penyuajian kisah-kisah para rasul dalam ayat al-Qur'an adalah untuk meneguhkan hati Nabi saw. Dan tentu saja kita yang dhaif dewasa ini lebih membutuhkan peneguhan hati dari beliau,melalui penyajian sirah dan biografi beliau.
Sisi lain perayaan maulid Nabi saw adalah, mendorong kita untuk memperbanyak shalawat dan salam kepada beliau sesuai dengan firman Allah:

إِنَّ اللَّهَ وَ مَلَئكتَهُ يُصلُّونَ عَلى النَّبىّ‏ِ يَأَيهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صلُّوا عَلَيْهِ وَ سلِّمُوا تَسلِيماً


"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai Orang-orang yang beriman ,bershalawatlah kamu untuk nabi,dan ucapkan salam penghormatan kepadanya" (QS.al-Ahzab:56)
Dan sesuai dengan kaidah yang telah ditetapkan,bahwa sarana yang dapat mengantar pada anjuran agama,juga di anjurkan sebagaimana di akui oleh AL-UTSAIMIN dalam AL-IBDA' (hal. 18).Sehingga perayaan Allah SWT juga berfirman:

"Isa putera maryam berdoa:" ya Tuhan kami,turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami,yaitu orang-orang yang bersama kami dan yang sesudah kami,dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rizkilah kami,dan Engkaulah pemberi rizki yang paling utama". (Qs.al-Ma'idah:114)
 
     Dalam ayat ini, ditegaskan bahwa turinnya hidangan di anggap sebagai hari raya bagi 0rang-orang yang bersama nabi Isa a.s dan orang-orang yang datang sesudah beliau dari bumi agar mengekspresikan kegembiraan dengannya. Tentu saja lahirnya Rasululloh saw sabagai al-rahmat al-'uzhma lebih layak kita rayakan dengan penuh suka cita daripada hidangan itu. IBN -TAIMIYAH mengatakan:
"Mengagungkan maulid dan menjadikannya sebagai hari raya setiap musim, dilakukan oleh sebagian orang,dan ia akan memperoleh pahala yang sangat besar dengan melakukannya karena niatnya yang baik dan karena mengagungkan Rasululloh saw,sebagaimana telah aku sampaikan". (Ibn taimiyah,Iqtidha' al_Shirath al-Mustaqim,hal 297).

Toh akhirnya kaum wahabi yang mengharamkan perayaan maulid Nabi saw,tidak konsisten dengan tesis mereka bahwa semua bid'ah pasti sesat. Pada saat mereka mengharamkan dan menilai syirik perayaan maulid Nabi saw, mereka justru merayakan maulid guru mereka, yaitu MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB pendiri ajaran wahabi dalam suatu acara tahunan selama satu pekan yang mereka namakan USBU'AL-SYAIKH MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB (pekan syaikh muhammad bin abdul wahhab). Selama sepekan,secara bergantian,ulama-ulama mereka mengupas secara panjang lebar tentang manaqib dan berbagai aspek menyangkut Muhammad bin Abdul Wahhab,dan mereka kemudian terbitkan dalam bentuk jurnal ilmiah.
LIHATLAH...... ORANG YANG BERPAHAM BATHIL PASTI KONTRADIKSI. HEHEHEHE..............
 
dan disisi lain, ketika Bin Baz mengeluarkan fatwa bahwa perayaan maulid nabi sebagai amalan bid'ah, justru dia malah mengagunggkan hari nasional saudi arabia sebagai legitimasi hukum wahabi (bukan hukum islam) terhadap kepentingan wahabi di saudi (lihat:Fatawa al-lajnah al-Da'imah 3/88-89).

3.BID'AH HASANAH IMAM AHMAD BIN HANBAL
     Al-Imam bin Hanbal termasuk ulama' mujtahid yang mengakui bid'ah hasanah. Hal ini dapat dilihat dengan memperhatikan fatwa beliau kepada muridnya. Al-Imam Ibn Qudamah al-Maqdisi (hafizh dan faqih bermadzhab Hanbali),meriwayatkan dalam kitab al-Mughni (1/838):
 
"Al-Fadhl bin Ziyad berkata:" Aku bertanya kepada Abu Abdillah Ahmad bin Hanbal:" Aku akan mengkhatamkan al-Qur'an,aku baca dalam shalat witir atau tarawih?"
Imam Ahmad menjawab:" Baca dalam tarawih sehingga kita dapat berdoa antara dua rakaat."
Aku bertanya:" Bagaimana caranya?"
Beliau menjawab:" Bila kamu selesai dari akhir al-Qur'an ,angkatlah kedua tanganmu sebelum rukuk,lalu berdoalah bersama kami dalam shalat ,dan perpanjanglah berdirinya".
Aku bertanya:" Doa apa yang akan aku baca?"
Beliau menjawab:" Semaumu"
Al-Fadhl berkata:" Lalu aku lakukan apa yang ia sarankan,sedangkan ia berdoa sambil berdiri di belakangku dan mengangkat kedua tangannya".
Hanbal berkata:" Aku mendengar Ahmad berkata mengenai khatmil Qur'an:" Bila kamu selesai membaca Qul a'udzu birobbinnas,maka angkatlah kedua tanganmu dalam do'a sebelum rukuk">
Lalu aku bertanya:" Apa dasar anda dalam hal ini?"
Ia menjawab:" Aku melihat penduduk makkah melakukannya,dan Sufyan bin 'Uyainah melakukannya bersama mereka" (lihat pula ,Ibn Qayyim,jala'al-afham,hal 226)

 
     Apa yang di lakukan oleh Imam Ahmad ini belum pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad,bahkan Nabi meninggalkannya. Andai saja Nabi melakukannya,maka para sahabat akan mengajarkannya kepada kita. Berarti apa yang di lakukan oleh Imam Ahmad bin Hanbal ini adalah Bid'ah hasanah. Beliau melakukan dan mefatwakannya kepada muridnya. Dan sebelumnya hal ini telah dilakukan oleh SUFYAN BIN 'UYAINAH bersama penduduk makkah,tanpa ada dalil khusus dari al-Qur'an dan sunnah sebagai landasan mereka. Apakah dari sini bisa dikatakan, bahwa ulama sekelas Imam Ahmad bin Hanbal ini tidak faham dengan kaedah-kaedah syariat??? Atau mu gkin bisa dikatakan, bahwa ulama wahabi lebih 'Alim daripada imam Ahmad bin Hanbal???
     Diantara bid'ah hasanah yang dilakukan oleh imam Ahmad bin Hanbal lainnya adalah, beliau selalu mendoakan gurunya dalam shalat, sebagaimana diriwayatkan oleh al-Hafizh al-baihaqi berikut ini:

"Al-Imam Ahmad bin Hanbal berkata:" Saya mendoakan al-Imam al-Syafi'i dalam shalat saya selama empat puluh tahun. Saya berdoa," ya Allah ampunilah aku, kedua orang tuaku dan Muhammad bin Idris al-Syafi'i." (Al-hafizh al-Baihaqi,manakib al-Imam al-Syafi'i)

     Doa seperti ini sudah pasti tidak pernah di ajarkan oleh rasululloh saw para sahabat dan tabi'in. Tetapi al-Imam Ahmad bin Hanbal  melakukannya selama empat puluh tahun. Beranikah para wahabi mengatakan Imam Ahmad adalah ahli bid'ah dan ahli neraka???

4. BID'AH HASANAH IBN TAIMIYAH
     Ketika kita berbicara masalah Bid'ah bersama orang-orang wahabi seperti Bin Baz ,Utsaimin ,albani,Ibn Qayyim dll,yang sangat di kagumi para ustad wahabi, maka nama Ibn Taimiyah adalah salah satu sosok ulama yang bisa dikatakan bersih dari perkara yang di anggap oleh para wahabi sebagai perkara bid'ah.Dan di dalam kitabnya, Ibn Taimiyah dengan tegas mencela para pelaku bid'ah dan mencela ulama yang telah membagi bid'ah menjadi dua,tiga, atau lima.
   Tetapi jika mereka cermat membaca biografi Ibn Taimiyah, maka jika hidayah diberikan oleh Allah, maka akan luntur idealisme mereka kepada Ibn Taimiyah. yang telah ditulis oleh muridnya Umar bin Ali al-Bazzar dalam Al-A'lam al-'Aliyyah fi Manaqib Ibn Taimiyah (hal. 37-39)
"Apabila Ibn Taimiyah selesai shalat shubuh,maka ia berdzikir kepada Allah bersama jamaah dengan doa yang datang dari rasululloh.Allohumma antassalam..... Lalu menghadap kepada jamaah,lalu membaca tahlil-tahlil yang datang dari Nabi,lalu tasbih,tahmid dan takbir,masing-masing 33x. Dan diakhiri dengan tahlil sebagai bacaan yang keseratus. Ia membacanya bersama jamaah yang hadir. Kemudian ia berdoa kepada Allah SWT untuk dirinya dan jamaah serta kaum muslimin. Kebiasaan Ibn Taimiyah ini sudah maklum ,ia sulit untuk diajak bicara setelah shalat shubuh kecuali terpaksa. Ia akan terus berdzikir pelan,cukup didengarnya sendiri,dan terkadang dapat didengar oleh orang disampingnya. Di tengah-tengah dzikir itu,ia sering kali menghadapkan pandangannya ke langit. Dan ini kebiasaannya hingga matahari naik dan waktu larangan shalat habis. Aku selama tinggal di Damaskus selalu bersamanya siang dan malam. Ia sering mendekatkanku kepadanya sehingga aku duduk disebelahnya. Pada saat itu aku selalu mendengar apa yang dibacanya dan dijadikannya sebagai dzikir. Aku melihatnya membaca al-fatihah,mengulang-ulanginya dan menghabiskan seluruh waktu dengan membacanya,yakni mengulang-ulang al-Fatihah sejak selesai shalat subuh hingga matahari naik. Dalam hal ini aku merenung . Mengapa ia hanya rutin membaca al-Fatihah,tidak yang lainnya? Akhirnya aku tahu-wallohu a'lam,bahwa ia bermaksud menggabungkan antara keterangan dalam hadist-hadist dan apa yang disebutkan para ulama yaitu apakah pada saat itu disunnahkan mendahulukan dzikir-dzikir yang datang dari Nabi saw,daripada membaca al-Qur'an atau sebaliknya? Beliau berpendapat,bahwa dalam membaca dan mengulang-ulang al-Fatihah ini berarti menggabungkan antara kedua pendapat dan meraih dua keutamaan. Ini termasuk bukti kekuatan kecerdasannya dan pandangan hatinya yang jitu."
Dari tulisan yang ditulis oleh murid Ibn taimiyah ini, apakah para ustad wahabi,dan wahabi PAUD berani mengatakan, bahwa Ibn Taimiyah sebagai ahli bid'ah dan ahli neraka???

SEMOGA MENDAPAT HIDAYAH....

KARENA WAHABI BUTUH HIDAYAH, BUKAN DALIL.


Minggu, 19 Juli 2015

BID'AH MENURUT KELOMPOK WAHABI

 BID'AH MENURUT WAHABI

Wahabi memiliki pandangan berbeda dengan pandangan mayoritas kaum muslimin ,dimana mereka mengatakan bahwa semua bid'ah pasti sesat,dan setiap kesesatan pasti masik neraka. Pendapat ini di ikuti oleh generasi baru wahabi seperti Ibn Bin Baz,al-Utsaimin ,al-Albani,Arrabi' dll. berikut ini saya akan kemukakan pandangan mereka terhadap bid'ah.

1.PANDANGAN UMUM PARA USTAD GOOGLE WAHABI

     Agaknya,diantara dua kelompok ini ,wahabi generasi barulah yang bisa dikatan paling ngawur, entah itu dari Firanda,Abdur Qadir Jawas,dll adalah yang paling berani dan paling ngawur dalam membahas dan menghukumi bid'ah. Hal ini bisa kita lihat dari video-video mereka di youtube yang mengeluarkan pernyataan-pernyataan.salah satunya bisa kita lihat seperti i9nilah pernyataan mereka:

"Anda tahu bahwa bid'ah harus ditolak sekalipun ada maksud baik atau motif baik ,sebab akan membawa kejelekan ,kerusakan dan mengubah ajaran. Segala ajaran yang tidak di anjurkan di masa Nabi saw,dan para sahabatnya tidak boleh di ajarkan setelahnya. Bila masalah ini dibuka maka urusan agama akan rusak lalu banyak masalah yang akan dimasukkan kedalam agama. Akhirnya kaum muslimin dalam hal ini akan mirip dengan orang-orang yahudi dan nasrani yaitu mempermainkan agama,mengubahnya sesuai hawa nafsunya."
 
     Menanggapi pernyataan umum sebagian ustad karbitan wahabi ini kita tak perlu mengkajinya secara ilmiah,,karena disamping pernyataan tersebut tidak disertai dengan argumentasi ilmiyah ,juga bertentangan dengan perilaku mereka sendiri yang berlumuran bid'ah secara mutlak. Karena dimakalah sebelumnya,kita bisa lihat siapa yang membagi bid'ah dan siapa yang mengatakan devinisi bid'ah. Toh mereka sudah merasa lebih hebat dari ulama salaf,jadi percuma kita kaji panjang lebar.

2.AL-UTSAIMIN

     Diantara tokoh wahabi yang menjadi rujukan para ustad Google lainnya adalah Muhammad bin Shalih al-Utsaimin,pemimpin wahabi dari najd ,saudi arabia.Seperti halnya tokoh-tokoh yang lain semisal Bin Baz,albani dan yang lainnya, Utsaimin berupaya dengan sekuat tenaga mendoktrin para pengagumnya bahwa semua bid'ah adalah sesat, dan yang namanya sesat pasti masuk neraka. Hal ini dapat dilihat dengan memperhatikan pernyataan al-Utsaimin yang begitu muluk-muluk dalam risalahkecil tentang bid'ah yang ditulisnya berjudul al-Ibda' fi Kamal al-Syar'i wa Khathar al-Ibtida' (kreasi tentang kesempurnaan syara' dan bahayanya bid'ah) berikut ini.:

"Hadist "semua bid'ah adalah sesat",bersifat general,umum,menyeluruh (tanpa terkecuali) dan dipagari dengan kata yang menunjuk pada arti menyeluruh dan umum yangb paling kuat yaitu kata-kata "kull (seluruh)". Apakah setelah ketetapan menyeluruh ini,kita dibenarkan menbagi bid'ah menjadi tiga bagian,dan lima bagian??? Selamanya,ini tidak akan pernah benar."
(Muhammad bin Shalih al-Utsaimin,al-Ibda'fi kamal al-syar'i wa khathar al-ibtida')


     Pernyataan al-Utsaimin ini memberikan pengertian bahwa hadist "semua bid'ah adalah sesat" ,bersifat general,umum dan menyeluruh terhadap semua jenis bid'ah tanpa terkecuali,sehingga tidak ada satupun bid'ah yang boleh disebut bid'ah hasanah,apalagi disebut bid'ah mandubah yang mendatangkan pahala bagi pelakunya. Oleh karena itu ,membagi bid'ah pada tiga bagian atau lima bgian ,menurutnya tidak akan pernah dibenarkan,dan bid'ah tetap selalu sesat dan masuk neraka.

     Tetapi tesis al-Utsaimin ini sulit dipertahankan secara ilmiyah oleh dirinya sendiri. Disamping tesis tersebut hanya sebagai bukti kesempitan cara berfikirnya,dan kedangkalan ilmunya dan kesombongan dirinya yang merasa lebih hebat dari generasi salaf, dan menyalahi metodologi berfikir sahabat,ulama salaf dan ahli hadist, tesis di atas justru bertentangan dengan pernyataan al-Utsaimin sendiri di bagian lain bukunya,yang membagi Bid'ah menjadi beberapa bagian sesuai dengan pendapat mayoritas ulama. Misalnya dia menyatakan:
"Hukum asal perbuatan baru dala urusan-urusan dunia adalah halal,jadi,Bid'ah dalam urusan-urusan dunia itu halal,kecuali ada dalil menunjukkan keharamannya. Tetapi hukum asal perbuatan baru dalam urusan-urusan agama adalah dilarang.Jadi,berbuat bid'ah dalam urusan-urusan agama adalah haram dan bid'ah ,kecuali ada dalil dari al-itab dan sunnah yang menunjukkan keberlakuannya." (al-Utsaiman ,syarh al-'Aqidah al-Wasithiyyah,hal. 639-640).

     Tentu saja pernyataan al-Utsaimin ini membatalkan tesis sebelumnya bahwa semua bid'ah secara keseluruhan itu sesat,dan sesat ini tembatnya di neraka. Namun kemudian ,disini al-Utsaimin membatalkannya dengan menyatakan bahwa "Bid'ah dalam dunia,halal semua" Dengan klarifikasi bid'ah menjadi dua (versi al-Utsaimin), yaitu bid'ah dalam hal dunia dan agama ,dan memberikan pengecualian dalam masing-masing bagian,menjadi bukti bahwa ada pembagian bid'ah. Dan dalam pembagian bid'ah menjadi dua bagian ini tidak memiliki dasar dalil dan hanya pernyataan yang tidak bisa dipertanggung jawabkan. Dalam bagian lain,al-utsaimin juga mengatakan:

"Di antara kaidah yang ditetapkan adalah bahwa perantara itu mengikuti hukum tujuannya. Jadi perantara tujuan yang disyariatkan,juga di syariatkan. Perantara tujuan yang tidak disyariatkan,juga tidak disyareatkan. Bahkan perantara tujuan yang diharamkan ,jiga diharamkan. Karena itu pembangunan madrasah-madrasah,penyusunan ilmu pengetahuan dan kitab-kitab,meskipun bid'ah yang belum pernah ada pada masa Rasululloh saw dalam bentuk seperti ini,namun ia bukan tujuan ,melainkan hanya perantara,sedangkan hukum perantara mengikuti hukum tujuannya. Oleh karena itu,bila seorang membangun madrasah untuk mengajarkan ilmu yang diharamkan,maka membangunnya di hukumi haram..Bila ia membangun madrasah mengajarkan syariat,maka bangunannya di syariatkan." (al-Utsaimin,al-ibda' fi kamal al-Syar'i wa Khathar al-Ibtida',hal. 18-19)

     Dalam pernyataan ini, Utsaimin kembali membatalkan pernyaannya sendiri yang ia nyatakan sebelumnya. Pada awalnya dia mengatakan ,bahwa semua bid'ah secara keseluruhan tanpa kecuali adalah sesat,dan sesat tempatnya di neraka. Dan menurut dia juga tidak akan pernah dibenarkan membagi bid'ah menjadi tiga atau lima bagian.
     Begitulah KEKONYOLAN dan KELUCUAN al-Utsaimin dalam menanggapi bid'ah... gurunya saja Plin-plan, apa lagi yang ikut ikutan,,,, dan inilah yang disebut TAQLIT BUTA yang sering dituduhkan kepada kita.

    WONG GENDENG KOK DI ELOK'I (orang gila kok di ikuti). Para ulama mengatakan:
"Orang yang memiliki ajaran batil,pasti kontradiksi dengan dirinya sendiri. Karena Allah SWT telah berfirman: "kalau kiranya al-Qur'an itu bukan dari sisi Allah,tentulah mereka mendapatkan pertentangan yang banyak di dalamnya." (QS>al-Nisa'; 82)

     Andaikan para tokoh wahabi seperti al_utsaimin, Bin Baz,albani, dan arrabi' yang di nkagumi wahabi indonesia rendah hati dan mengikuti ulama besar seperti Imam Syafi'i, al-khathtahbi, Ibn Abdilbarr,al-Nawawi,Izzuddin bin Abdissalam,al-Hafizh Ibn Hajar dan lainnya,tentu mereka tidak akan jatuh dalam lumpur tanaqqud (kontradiksi).

Selasa, 14 Juli 2015

BID'AH MENURUT KELOMPOK PERTAMA


A.PENGANTAR MAKALAH
     Kaum wahabi selalu mempunyai pandangan yang berbeda dengan ulama yang menjadi panutan mayoritas kaum muslimin ,termasuk di dalam persoalan BID'AH. Perbedaan perspektif masing-masing tentang makna dan hakikat bid'ah .Belakangan begitu gencar tudingan bid'ah pada seseorang atau kelompok tertentu. Yang satu menyatakan bahwa kelompok yang tidak sepaham dengannya melakukan bid'ah sehingga mereka "tersesat" dan "berhak" masuk neraka. Bahkan ada yang sampai mengatakan "kafir" dan menghalalkan "darah" orang yang tidak sepaham dengan kelompoknya. Saling tuding deperti inilah yang kemudian menyebabkan perpecahan dikalangan umat islam.
     Pada dasarnya ada dua macam penafsiran dan pandangan tentang bid'ah beserta hukum-hukumnya. Berikut akan di uraikan pandangan kedua kelompok tersebut beserta argumentasi-argumentasinya.

B.BID'AH MENURUT KELOMPOK PERTAMA
     Kelompok pertama ini terdiri dari mayoritas kaum muslimin ahlussunnah wal jamaah,dari kalangan sahabat Nabi saw,ulama salaf,para imam mujtahid dan ahli hadist populer dalam setiap kurun waktu. Kelompok ini mendevinisikan bid'ah sebagai berikut:

1.DEVINISI BID'AH MENURUT PARA ULAMA

 a.AL-IMAM 'IZZUDDIN BIN ABDISSALAM
     Al-imam Izzuddin Abdul Aziz bin Abdissalam, (577-660 H/ 1181-1268 M), ulama terkemuka dalam madzhab Syafi'i mendevinisikan bid'ah sebagai berikut:
"Bid'ah adalah mengerjakan sesuatu yang tidak pernah dikenal (terjadi) pada masa Rasulullah saw" (Qawa'id al-Ahkam fi Mashalih al-Anam, 2/172)

b.AL-IMAM AL-NAWAWI
     Al-Imam Muhyiddin Abu Zakariya Yahya bin Syaraf al-Nawawi (631-676 H/ 1234-1277 M), hafizh dan faqih dalam madzhab syafi'i dan karya -karyanya menjadi kajian dunia islam seperti syarh shahih muslim,al-majmu' syarh al-Muhadzdzab,riyadh al-shalihin dan lain-lain,mendefinisikan bid'ah sebagai berikut:
"Bid'ah adalah mengerjakan sesuatu yang baru yang belum ada pada masa Rasulullah saw". (Tahdzib al-Asma' wa al-Lughat, 3/22 ).
     Dan masih banyak lagi devinisi bid'ah yang lain ,salah satunya dari al-Imam Assyatibi dalam kitabnya al-I'tishom.

2.PEMBAGIAN BID'AH
     Kelompok ini membagi bid'ah  menjadi dua macam ,yaitu bid'ah Mahmudah (terpuji) dan bid'ah Madzmumah (tercela). Bid'ah yang sesuai dengan sunnah Rasulullah dihukumi terpuji.Sedangkan bid'ah yang menyalahi sunnah Rasulullah saw,maka dihukumi nsebagai bid'ah tercela. Selanjutnya ,akan saya kemukakan pembagian bid'ah oleh para ulama terkemuka.

     a.AL-IMAM AL-SYAFI'I
Seorang mujtagid besar dan pendiri madzhab Syafi'i yang di ikuti oleh mayoritas kaum muslimin ahlussunnah wal jamaah didunia islam berkata:
"Bid'ah (muhdatsat) ada dua macam; pertama, sesuatu yang baru yang menyalahi Qur'an atau sunnah atai ijma',dan itu disebut bid'ah Dhalalah (tersesat). Kedua, sesuatu yang baru dalam kebaikan yang tidak menyalahi al-Qur'an,sunnah,dan ijma' dan itu disebut bid'ah yang tidak tercela" (Al-Baihaqi ,manaqib al-Syafi'i, 1/469)

     Bahkan al-Imam al-Syafi'i manafiqkan nama bid'ah terhadap sesuatu yang mempunyai landasan dalam syara' meskipun belum pernah di amalkan oleh salaf. Dalam hal ini beliau berkata:
"Setiap sesuatu yang mempunyai dasar dari dalil-dalil syara' maka bukan termasuk bid'ah meskipun belum pernah dilakukan oleh salaf. Karena sikap mereka yang meninggalkan hal tersebut terkadang karena ada uzur yang terjadi pada saat itu,atau karena ada amaliyah lain yang lebih utama dan atau barangkali hal itu belum diketahui oleh mereka"

     b.AL-IMAM IBN ABDILBARR
     AL-IMAM ABU UMAR YUSUF BIN ABDILBARR AL-NAMIRI AL-ANDALUSI, seorang hafizh dan faqih bermadzhab maliki .Beliau membagi bid'ah menjadi dua. Hal ini dapat kita lihat dengan memperhatikan pernyataan beliau:
"Adapun perkataan Umar ,sebaik-baik bid'ah, maka bid'ah dalam bahasa arab adalah menciptakan dan memulai sesuatu yang belum pernah ada. Maka apabila bid'ah tersebut dalam agama menyalahi sunnah yang telah berlaku,maka itu bid'ah yang tidak baik,wajib mencela dan melarangnya,menyuruh menjauhi dan meninggalkan pelakunya apabila telah jelas keburukan alirannya. Sedangkan bid'ah yang tidak menyalahi dasar syariat dan sunnah ,maka itu sebaik-baik bid'ah" (Al-Istidzkar, 5/152).

     c. AL-IMAM AL-NAWAWI
Al-Imam al-Nawawi juga membagi bid'ah menjadi dua bagian. Ketika membicarakan masalah bid'ah ,dalam kitabnya Tahdzib al-Asma' wa al-Lughat (3/22), beliau mengatakan:
"Bid'ah terbagi menjadi dua. yaitu hasanah (baik) dan bid'ah Qabihah (buruk)"

     Dalam syarh sahih muslim dan Raudhat al-Thalibin ,al-Imam al-Nawawi membagi bid'ah tidak hanya menjadi dua bagian ,bahkan juga membagi bid'ah menjadi lima hukum sesuai dengan alur yang di ikuti oleh mayoritas ulama.

d. AL-HAFIZH IBN AL-ATSIR AL-JAZARI
     AL-IMAM AL-HAFIZH IBN AL-ATSIR AL-JAZARI adalah pakar hadist dan bahasa,juga membagi bid'ah menjadi dua bagian. bid'ah hasanah (baik) dan bid'ah sayyi'ah (buruk). Dalam kitabnya,al-Nihayah fi gharib al-Hadist wa al-Atsar, beliau mengatakan:
"Bid'ah ada dua macam ,bid'ah huda (sesuai petunjuk agama),dan bid'ah dhalal (sesat). Maka bid'ah yang menyalahi perintah Allah dan Rasulullah saw,tergolong bid'ah tercela dan ditolak. Bid'ah yang berada dibawah naungan keumuman perintah Allah dan dorongan Allah dan belum pernah memiliki kesamaan seperti semacam kedermawanan dan berbuat kebajikan ,maka tergolong perbuatan yang terpuji dan tidak mungkin hal tersebut menyalahi syara' "

e. AL-HAFIZH IBN AL-'ARABI AL-MALIKI
     Seorang hafizh mufassir dan faqih madzhab maliki ,jiga membagi bid'ah menjadi dua bagian . Dalam kitabnya 'Aridhat al-Ahwadzi Syarh Jami' al-Tirmidzi, beliau berkata:
"Umar berkata :"ini sebaik-baik bid'ah" .Bid'ah yang dicela hanyalah bid'ah yang menyalahi sunnah. Perkara baru (muhdats) yang dicela adalah yang mengajak kepada kesesatan."

f.AL-IMAM IZZUDDIN BIN ABDISSALAM
       Imam Izzuddin malah membagi bid'ah menjadi lima bagian. Dalam pandangannya bid'ah itu terbagi menjadi lima bagian; bid'ah wajibah,bid'ah mandubah (sunnat),bid'ah mubahah ,bid'ah makruhah dan bid'ah muharromah (haram). Dalam hal ini beliau mengatakan:

"Bid'ah adalah mengerjakan sesuatu yang tidak pernah di kenal (terjadi) pada masa Rasulullah saw.Bid'ah terbagi menjadi lima; Bid'ah wajibah,bid'ah muharromah,bid'ah mandubah, bid'ah makruhah dan bid'ah mubahah. Jalan untuk mengetahui hal itu adalah dengan membandingkan bid'ah pada kaedah-kaedah syareat. Apabila bid'ah itu masuk pada kaedah wajib, maka menjadi bid'ah wajibah. Apabila masuk pada kaedah haram, maka disebut bid'ah muharramah. Apabila masuk kaedah sunat,maka disebut bid'ah mandubah.Dan apabila masuk kaedah mubah, maka disebut bid'ah mubahah.
     Bid'ah wajibah memiliki contoh ,salah satunya adalah menekuni ilmu nahwu sebagai sarana memahami al-Qur'an dan sunnat rasulullah. Haql ini hukumnya wajib,karena menjaga syariat itu wajib dan tidak mungkin dapat menjaganya tanpa mengetahui ilmu nahwu.Sedangkan sesuatu yang menjadi sebab terlaksananya perkara wajib ,maka hukumnya wajib.
     Kedua berbicara dalam jarh dan ta'dil untuk membedakan hadist yang shahih dan yang lemah.

     Bid'ah Muharramah memiliki banyak contoh, di antaranya bid'ah ajaran Qadariyah,jabariyah,murji'ah dan mujassimah. sedangkan menolak terhadap bid'ah-bid'ah tersebut termasuk bid'ah yang wajib.
     Bid'an mandubah  memiliki banyak contoh ,di antaranya mendirikan  sekolah-sekolah,jembatan-jembatan dan setiap kebaikan yang belum pernah dikenal pada generasi pertama, di antaranya adalah shalat tarawih.
     Bid'ah makruhah memiliki banyak contoh, diantaranya adalah memperindah majid dan menghiasi mushaf al-Qur'an.
     Bid'ah mubahah memiliki banyak contoh,di antaranya adalah menjamah makanan  dan minuman yang lezat-lezat,pakaian yang indah ,tempat tinggal yang mewah,memakai baju kebesaran dll. " (Qawa'id al-Ahkam fi Mashalih al-Anam)

    Pandangan Imam Izzuddin ini di anggap pandangan atau pendapat yang final yang di ikuti para ulama. 


 g.IBN HAJAR AL-ASQALANI
     Ibn Hajar al-Asqalani adalah seorang hafizh dan faqih bermadzhap Syafi'i. Beliau membagi Bid'ah menjadi dua, bahkan sampai lima bagian. Dalam kitabnya Fathul bari' beliau mengatakan:
"secara bahasa bid'ah adalah sesuatu yang dikerjakan tanpa mengikuti contoh sebelumnya. Dalam syara' bid'ah di ucapkan sebagai lawan sunnah ,sehingga bid'ah itu pasti tercela. Sebenarnya apabila bid'ah itu masuk dalam naungan sesuatu yang di anggap baik menurut syara',maka disebut bid'ah hasanah. Bila di anggap masuk dalam naungan sesuatu yang buruk maka disebut bid'ah mustaqhobah (tercela).Bila tidak masuk dalam naungan keduanya,maka bagian dari mubah (boleh). Dan bid'ah itu dapat dibagi menjadi lima hukum. " (fathul bari' 4/253).
h.AL-IMAM AL-'AINI
     (762-855 H/1361-1451 M),Seorang hafizh dan faqih bermadzhab Hanafi membagi bid'ah menjadi dua bagian. beliau mengatakan:
"Bid'ah pada mulanya adalah mengerjakan segala sesutu yang tidak ada pada masa Rasululloh saw. Kemudian Bid'ah aitu ada dua macam. Apabila masuk dalam naungan sesuatu yang di anggap baik oleh syara',maka disebut bid'ah hasanah. dan apabila masuk dalam naungan sesuatu yang buruk oleh syara', maka dinamakan bid'ah tercela." ('Umdat al-Qari, 11/126).
i.AL-IMAM AL-SHAN'ANI
     Beliau adalah seorang muhaddist dan faqih yang di kagumi oleh KAUM WAHABI,juga membagi Bid'ah menjadi lima. Dalam kitabnya SUBUL AL-SALAM SYARH BULUGH AL-MARAM,beliau mengatakan:
"Bid'ah menurut bahasa adalah sesuatu yang dikerjakan tanpa mengikuti contoh sebelumnya.yang dimaksud bid'ah disini adalah sesuatu yang dikerjakan tanpa didahului pengakuan syara' melalui al-Qur'an dan sunnah. Ulama telah membagi bid'ah menjadi lima bagian:
1.Bid'ah wajib, seperti memelihara ilmu-ilmu agama dengan membukukannya,menolak terhadap kelompok-kelompok sesat dengan menegakkan dalil-dalil.
2.Bid'ah mandubah seperti membangun madrasah-madrasah
3.Bid'ah mubahah,seperti menjamah makanan yang bermacam-macam,dan baju yang indah.
4.Bid'ah muharramah
5.Bid'ah makruhah,dan keduanya sudah jelas contoh-contohnya. Jadi hadist "semua bid'ah adalah sesat",adalah kata-kata umum yang dibatasi jangkauannya." (subul al-salam, 2/48)

j.AL- IMAM AL-SYAUKANI
     Beliau adalah seorang ahli hadist dan faqih yang sangat dikagumi oleh KAUM WAHABI,juga membagi bid'ah menjadi dua,bahkan menjadi lima bagian. Dalam kitabnya Nail al-Authar (3/25) yang di kagumi dan diterjemahkan dalam bahasa indonesia oleh salah satu ustad wahabi yang bernama ustad Mu'ammal Hamidy. al-Syauqani mengutip pernyataan  pembagian bid'ah yang dilakukan al-Hafizh Ibn Hajar dalam kitab fath al-Bari' tentang pembagian bid'ah tanpamemberinya komentar apapun.
     Dari uraian di atas dapat disimpulkan ,bahwa para ulama terkemuka dalam setiap kurun waktu mulai dari al-imam al-Syafi'i sampai ulama-ulama lainnya membagi bid'ah menjadi dua, bahkan ada yang sampai lima bagian.